Kunci Jawaban Akurat dan Terpercaya

Ki Hadjar Dewantara Tidak Lagi Menggunakan Gelar Kebangsawanan dan Nama Pemberian Orang Tuanya

Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan dan nama pemberian orang tuanya agar dapat bebas dekat dengan rakyat baik secara fisik maupun hatinya, Jelaskan apa yang dimaksud dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya dalam teks tersebut.

Pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10 kurikulum merdeka materi Bab 5 Memetik Keteladanan Dadi Biografi Pahlawan pada buku semester 2.

Ki Hadjar Dewantara Tidak Lagi Menggunakan Gelar Kebangsawanan dan Nama Pemberian Orang Tuanya agar dapat bebas dekat dengan rakyat

Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya. Selain bekerja sebagai seorang wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, Ki Hadjar Dewantara aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo nantinya akan dikenal sebagai Tiga Serangkai.

Pada tanggal 25 Desember 1912, mereka mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka. Selain itu, pada bulan November 1913, Ki Hadjar Dewantara membentuk Komite Bumipoetra yang ber tujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda. Salah satunya adalah dengan menerbitkan tulisan berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was” (Se andai nya Aku Seorang Belanda) dan “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” (Satu untuk Semua, te tapi Semua untuk Satu Juga). Kedua tulisan tersebut menjadi tulisan terkenal hingga saat ini. Tulisan “Seandainya Aku Seorang Belanda” dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker.

Akibat aktivitas dan tulisannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jenderal Idenburg menjatuhkan hukuman pengasingan terhadap Ki Hadjar Dewantara. Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo, rekan seperjuangannya, menerbitkan tulisan yang bernada membela Ki Hadjar Dewantara. Mengetahui hal ini, Belanda pun memutuskan untuk menjatuhi hukuman pengasingan bagi keduanya. (Baca teks secara lengkap pada buku)

Setelah menyimak teks biografi tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan dan nama pemberian orang tuanya agar dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Jelaskan apa yang dimaksud dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya dalam teks tersebut!

Jawaban :

Yang dimaksud dapat bebas dekat dengan rakyat baik secara fisik maupun hatinya adalah pada zaman dahulu, gelar kebangsawanan bisa menimbulkan jarak dengan rakyat pada umumnya.

Nah, Ki Hajar Dewantara tidak menggunakan gelar kebangsawanan sehingga bisa lebih dekat dengan rakyat tidak hanya secara fisik, tapi juga perasaan.

2. Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai penulis andal. Apa saja bukti-bukti yang menunjukkan beliau sebagai penulis andal dalam teks tersebut?

3. Jelaskan apa pentingnya Perguruan Nasional Taman Siswa yang dibentuk Ki Hadjar Dewantara bagi pribumi?

Jawaban soal lengkap, buka DISINI

Demikian pembahasan soal Bahasa Indonesia kelas 10 materi Bab 5 Memetik Keteladanan Dadi Biografi Pahlawan di buku kurikulum merdeka kelas X semester 2. Semoga bermanfaat dan berguna bagi kalian. Terimakasih, selamat belajar!